IDXChannel - Bank Sentral Amerika Serikat, Rederal Reserve (The Fed), akhirnya menyatakan bakal menurunkan suku bunga yang diperkirakan terjadi pada Maret 2024. Pasar keuangan pun bergembira hingga mengalami relief rally yang disinyalir terus berlanjut di tahun depan.
Meski begitu, Vice President Wealth Management BCA Richie Norbert Tandias mengingatkan, adanya peluang pelambatan ekonomi secara global, dan di Amerika Serikat (AS). Sehingga pelaku pasar harus melihat berbagai indikator, tidak hanya suku bunga.
Terlebih lagi, The Fed seringkali berubah-berubah dalam keputusan. Lalu bagaimana peluang penurunan suku bunga dan ekonomi global?
Menurut Richie, market sebelum ada FOMC meeting tersebut semua orang hampir mengatakan The Fed tidak akan memberikan clue apa-apa. Saat 'dot plot' tersebut dikeluarkan, market berpikir bahwa ini sebuah konfirmasi The Fed akan memangkas suku bunga.
"Pertanyaannya ini bisa lanjut enggak ke depannya? Menurut saya kita harus lihat dulu, kenapa? karena The Fed bilang akan cut 3 kali tapi pasar sudah expect 6 kali," kata Richie dalam Market Buzz Power Breakfast IDX, Kamis (21/12/2023).
Artinya, lanjut Richie, ada ketidakpastian lagi yang akan datang soal berapa kali The Fed akan menurunkan suku bunganya. Selain suku bunga, ada juga sentimen resesi yang diperkirakan akan terjadi.
Namun untuk 2024, menurut Richie, akan lebih jelas karena jika dilihat dari berbagai aspek, paling gampang minyak dunia.
"Kita lagi di tengah perang, tensi geopolitik tinggi tapi harga minyak gak naik, harusnya naik, kemudian kita lihat OPEC+ cut supply dengan sangat-sangat besar, tapi minyaknya enggak naik," jelas Richie.