Dmitry Polevoy, kepala investasi di Astra Asset Management di Rusia, menyatakan bahwa banyak warga Rusia masih memilih memiliki mata uang asing dalam bentuk tunai untuk keperluan perjalanan internasional, kebutuhan impor skala kecil, serta tabungan domestik.
"Bagi individu, dolar masih merupakan mata uang yang dapat diandalkan," katanya kepada Reuters.
Bank sentral Rusia dan otoritas sanksi Amerika Serikat, Kantor Pengendalian Aset Asing (OFAC), tidak menanggapi permintaan komentar.
Pada 2022, Rusia menyebut mata uang dolar dan euro sebagai "racun" setelah AS dan Uni Eropa menghujani serangkaian sanksi dan memutuskan akses Moskow terhadap sistem keuangan global, yang menghambat transaksi dan perdagangan. Sekitar USD300 miliar dari cadangan devisa Bank Rusia di Eropa berhasil dibekukan.
Seorang juru bicara Komisi Eropa menyatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan komentar mengenai kasus-kasus penerapan sanksi secara spesifik. Namun, ia mengatakan bahwa Uni Eropa berkolaborasi dengan negara-negara ketiga apabila mereka mencurigai adanya upaya untuk menghindari sanksi.