"Kita sepakat bahwa ekosistem pariwisata kita harus diperkuat. Ke depan bersama industri kami akan meningkatkan pengawasan, termasuk melibatkan bendesa juga desa-desa wisata, masyarakat sekitar, sehingga kita bisa saling mengawasi. Itu yang kita harapkan," kata dia.
Isu lain yang dibahas dalam FGD adalah pelanggaran-pelanggaran keimigrasian dan kriminalitas. Sandi berharap Bali dan Indonesia secara umum menjadi acuan pariwisata dunia yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Ini yang kita harapkan dapat ditindak tegas, karena pariwisata yang berkualitas ini kita tidak boleh ragu-ragu," kata Sandi.
"Ada beberapa langkah-langkah yang bisa kita lakukan secara makro maupun mikro yang bisa kita upayakan untuk mengirim pesan yang jelas kepada dunia bahwa kita tidak akan mentolerir aktivitas kriminalitas yang ada di wilayah destinasi wisata unggulan dunia ini," tutupnya.
(NIY)