"Raja Ampat perlu memastikan bahwa wisatawan yang berkunjung adalah wisatawan yang bertanggung jawab agar alam terjaga dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal, serta memperkuat dan menghormati kondisi sosial budaya di Raja Ampat. Mari bersama-sama kita atur wisata dengan bijak, agar alam terjaga dan masyarakat sejahtera," ujar Ellen, dalam keterangan resminya.
Di tempat yang sama, Bird’s Head Seascape (BHS) Tourism and Capacity Building Manager Konservasi Indonesia, Meidiarti Kasmidi,mengatakan bahwa peta online tersebut sangat bermanfaat, karena memberikan banyak informasi.
"Peta daring ini menyajikan informasi yang dapat ditampilkan dan disembunyikan sesuai kebutuhan pengguna. Mulai dari informasi terkait akomodasi, layanan kesehatan, destinasi dan aktivitas wisata seperti trekking dan lokasi pengamatan burung, situs penyelaman dan snorkeling, serta zonasi kawasan konservasi," Meidiarti, yang turut menjadi salah satu mitra pembangunan yang terlibat dalam pembuatan Satu-Peta Destinasi Wisata dan Konservasi Raja Ampat.
Sepanjang gelaran Festival Pesona Raja Ampat 2023 yang akan berlangsung akhir pekan ini, pengunjung dapat menjajal Satu-Peta Destinasi Wisata dan Konservasi Raja Ampat dengan mengunjungi booth konservasi.
Keberadaan booth tersebut digagas oleh Satuan Kerja (Satker) Raja Ampat dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi (KK) di Perairan Kepulauan Raja Ampat, dan mitra-mitra pembangunan lain yang bekerja di Raja Ampat, termasuk Konservasi Indonesia.