"Nelayan tradisional itu 60 persen biaya produksi mereka adalah untuk membeli bahan bakar. Kalau mereka beli ke pengecer dengan harga yang lebih mahal maka hasilnya akan habis untuk beli bahan bakar sehingga sulit bagi mereka bisa sejahtera," paparnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, saat ini terdapat lima wilayah dari tujuh piloting SPBUN yang telah beroperasi yaitu di Aceh dengan pembiayaan mandiri koperasi, Sumatera Utara dengan pembiayaan mandiri koperasi.
Kemudian di Indramayu dengan pembiayaan mandiri koperasi, Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui koperasi yang menggunakan skema pembiayaan LPDB, dan di Pekalongan dengan menggunakan skema pembiayaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
"Roadmap kami hingga tahun 2025 nanti terbangun sebanyak 250 SPBUN melalui Program SOLUSI Nelayan," kata Teten.
Khusus SPBUN di Pekalongan diharapkan akan menjangkau 143 anggota nelayan yang tergabung. Ke depan ada potensi penambahan anggota sebanyak 250 nelayan yang akan bergabung dalam Koperasi Produsen Berkah Nelayan Samudra.