“Ini yang akan kita coba gerakkan bersama-sama dalam pembenahan regulasi untuk memastikan setiap dolar investasi bisa lebih efektif,” katanya.
Selain itu, Anindya menegaskan bahwa 69 persen tenaga kerja Indonesia masih berada di sektor berproduktivitas rendah, termasuk sektor informal. Kondisi ini membuat upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 6-8 persen menjadi semakin menantang.
“Hal-hal ini yang menyebabkan good is not good enough. Jadi kita mesti kerja lebih keras untuk menghasilkan apa yang diinginkan oleh Pak Presiden mencapai 8 persen. Tapi bukan hanya mencapai, tapi pemerataan juga terjadi, kesejahteraan terjadi," ujarnya.
Anindya menegaskan bahwa pemberdayaan UMKM harus menjadi fokus utama Kadin. Upaya ini dinilai penting untuk memastikan ekonomi Indonesia tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Sekarang bagaimana di Kadin fokusnya ke mikro ekonomi," katanya.
(Febrina Ratna Iskana)