Dia menambahkan seharusnya pelaku restoran tersebut fokus ke layanan pesan antar, baik via aplikasi maupun dilakukan sendiri. Di tengah pandemi, perlu perubahan yang signifikan dari strategi restoran untuk bertahan. "Efisiensi menjadi kunci. Bisa dari jenis lauk yang dihidangkan ataupun dari sisi pengantaran. Ini bisa menjadi kunci mereka survive," katanya.
Terpisah, CEO Qasir Michael Williem mengatakan pihaknya antusias menawarkan platform Point of Sale (POS) untuk bisnis segmen usaha nano dan mikro. Pihaknya menyasar pelaku usaha yang sigap melakukan adaptasi, baik itu penerapan protokol kesehatan, ataupun adaptasi teknologi.
Melihat daya tahan dan kreativitas pelaku usaha mikro saat ini, dirinya cukup optimistis UMKM Indonesia dapat kembali pulih di tahun 2021. Michael menambahkan, pola strategi bertahan UMKM di tahun ini seharusnya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Beberapa langkah serius yang bisa dilakukan antara lain mendorong bisnisnya punya status formal dan merapikan pencatatan.
“Biasanya usaha baru mengandalkan proses manajerial secara manual, mulai dari arus kas, pengecekan stok barang hingga operasional inventaris lainnya. Kini mereka dapat beralih ke layanan digital. Dengan begitu pelaku bisnis dapat fokus pada perencanaan bisnisnya. Bahkan mungkin bisa mulai melakukan ekspansi pasar walaupun di tengah kondisi yang serba tidak pasti akibat pandemi Covid-19,” ujar Mike hari ini.
Tidak dapat dipungkiri, transformasi digital membuat UMKM menjadi lebih berdaya saing. Misalnya ketika pelaku bisnis UMKM menjalin kemitraan dengan layanan pengiriman online, kolaborasi dengan platform e-commerce dalam menjalankan promo, program bundling, dan strategi lain yang tujuannya membuat produk berputar terus.