“Hal ini disebabkan karena setelah dosis pertama kekebalan yang ditimbulkan akan turun dan perlu untuk dilakukan booster atau dosis kedua agar kekebalan dapat terbentuk dengan optimal dan bertahan dalam waktu yang lebih panjang,” tuturnya.
Wiku menegaskan kembali bahwa vaksin yang telah disuntikkan masih tetap memberikan kemampuan pembentukan kekebalan yang tergolong baik atau mampu. Baik berdasarkan hasil uji laboratorium maupun pengujian di populasi terhadap varian baru secara global. Khususnya VOC (variant of concern).
“Seiring dengan pertambahan data maka bukan tidak mungkin nantinya kita akan mampu meneliti kemampuan setiap jenis vaksin terhadap semua varian yang ada, termasuk varian of Interest,” pungkasnya.
(SANDY)