sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

SRG di PG Rajawali 1 Diharapkan Bisa Sejahterakan Petani dan Jaga Stok Tebu 

Economics editor Avirista M/Kontributor
27/08/2022 01:00 WIB
SRG yang diterapkan oleh Pabrik Gula (PG) Rajawali 1 diharapkan mampu jaga stok tebu dan mensejahterakan petani.
SRG di PG Rajawali 1 Diharapkan Bisa Sejahterakan Petani dan Jaga Stok Tebu  (Dok.Ilustrasi/MNC)
SRG di PG Rajawali 1 Diharapkan Bisa Sejahterakan Petani dan Jaga Stok Tebu  (Dok.Ilustrasi/MNC)

IDXChannel - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyambut baik sistem resi gudang (SRG) yang diterapkan oleh Pabrik Gula (PG) Rajawali 1. Pasalnya dengan sistem resi gudang ini hasil panen tebu saat ini bisa ditampung seluruhnya dan disimpan di dalam gudang. 

"Resi gudang sebenarnya sistem tunda jual, jadi pas saat harga jatuh, kita semua bisa membeli dengan harga yang baik, kemudian dibeli dihargai 70 persen," kata Arief Prasetyo saat meresmikan penerapan resi gudang di PG Rajawali 1 atau PG Krebet Baru, Bululawang, Kabupaten Malang, pada Jumat (26/8/2022).

Menurut Arief, sistem resi gudang ini juga mampu membantu petani dan koperasi yang ada di Malang. Dikarenakan ketika harga sedang turun dan tidak memiliki masa panen, stok persediaan tebu masih tersedia di gudang penyimpanan. Tujuannya tentu mengurangi impor komoditi pangan tertentu di saat tidak memasuki masa panen.

"Berikutnya ini juga akan meningkatkan cadangan pangan pemerintah, seperti diketahui kalau sudah bulan-bulan begini mafia impor sudah mulai (bergerilya). sehingga kita akan memprediksi berapa stok yang dibawa di 2021, berapa projeksi produksi tebu nasional randomnya berapa, kita proyeksikan sehingga kita pastikan tebu petani ini beruang,"," papar dia.

Dengan sistem resi gudang ini diklaim petani tebu bisa tetap untung di masa-masa panen tebu selesai dan harga anjlok. Nanti ketika stok di pasaran mulai terpenuhi, masyarakat juga tak perlu khawatir karena dengan sistem resi gudang bisa disimpan demi menjaga kestabilan ketersediaan pasokan komoditi pangan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement