"Jadi yang nomor satu tebu petani, setelah tahu neracanya kurang kita akan memproyeksikan berapa bulan, kemudian gula ini bisa keluar pertama raw sugar, kedua adalah gula kristal putih," ungkap dia.
Di sisi lain Direktur Utama (Dirut) Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan menyatakan, implementasi SRG ini merupakan bagian ID FOOD dalam bertransformasi industri gula nasional dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani tebu sebagai penunjang produksi gula pasca panen. Total ada 22.600 ribu ton kapasitas gudang yang bisa dimanfaatkan di PG Rajawali 1.
"Kapasitasnya bisa menyimpan sampai 22.600 ton gula. Kapasitas saat ini sudah 50% lebih dari total kapasitas penyimpanannya. Jadi ini untuk membantu instrumen pemerintah kepada para pelaku usaha gula, untuk bisa melakukan tunda jual, kemudian menyimpan gulanya di SRG. Kemudian mereka mendapat 50 persen nilai barang yang disimpan di dalamnya," ujar Frans Marganda.
Ke depan kata Frans, ID Food bakal menambah daya tampung gudang dengan melakukan sertifikasi terhadap PG Rajawali I, PG Rajawali II, dan PG Candi Baru, dengan target mampu menampung kapasitas 30.000 ton atau 15 persen di pabrik gula milik ID Food.
"Total sekitar 15 persen dari total produksi kita. Jadi kalau ini ada 22.600, sekarang kita sedang sertifikasi terhadap gudang milik PG Rajawali I, Candi Baru, Rajawali II, kapasitas sekitar 30.000 ton untuk totalnya. Itu bisa ditingkatkan kembali," tukasnya.
(IND)