sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tak Hanya Industri Kelistrikan, Ini Lima Peluang Bisnis Lain Dari Panas Bumi

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
08/04/2022 20:30 WIB
energi panas bumi merupakan EBT paling menjanjikan, meski kurun waktu untuk mendapatkan hasilnya memang relatif lebih lama dibanding pengembangan energi lain.
Tak Hanya Industri Kelistrikan, Ini Lima Peluang Bisnis Lain Dari Panas Bumi (foto: MNC Media)
Tak Hanya Industri Kelistrikan, Ini Lima Peluang Bisnis Lain Dari Panas Bumi (foto: MNC Media)

IDXChannel - Sebagai salah satu varian dari energi baru terbarukan (EBT), pengembangan panas bumi (geothermal) di Indonesia memang bisa disebut baru 'seumur jagung'.

PT Pertamina (Persero) saja yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi, baru mendirikan anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada 12 Desember 2006, yang dapat disimpulkan bahwa baru 15 tahun lalu Pertamina memandang panas bumi sebagai potensi bisnis yang menjanjikan, sehingga perlu digarap secara khusus oleh satu anak usaha tersendiri.

Meski demikian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini bahwa energi panas bumi merupakan EBT yang paling menjanjikan untuk dikembangkan, meski kurun waktu untuk mendapatkan hasilnya memang relatif lebih lama dibanding pengembangan energi lain.

"Hanya saja (pengembangan panas bumi) yang paling familiar mungkin adalah soal listrik. Padahal itu bukan satu-satunya. Paling tidak ada lima peluang bisnis selain kelistrikan yang juga bisa tumbuh bersama dengan memanfaatkan energi panas bumi," ujar Direktur Utama PGE, Ahmad Yuniarto, dalam sebuah diskusi virtual, di Jakarta, Kamis (7/4/2022).

Kelima peluang bisnis tersebut, menurut Ahmad, meliputi sektor hidrogen hijau, pengolahan CO2 dan bahan baku hijau, ekstraksi material nano, sektor pertanian, dan juga pariwisata. Di Eropa, misalnya, pemanfaatan panas bumi sudah banyak dilakukan untuk berbagai keperluan, seperti untuk kebutuhan city heating (teknologi pemanas perkotaan).

Sebagai gambaran, menurut the European Geothermal Energy Council, kapasitas terpasang pemanas geothermal di Eropa pada 2019 lalu telah mencapai 5,5 GWth (GigaWatts Thermal).

"Jadi kalau soal potensi, Indonesia juga pasti bisa melakukan hal yang sama. Saat ini kami sudah mulai mengaplikasikan (panas bumi) untuk pertanian kentang di Garut dan Kamojang," tutur Ahmad.

Dua lokasi tersebut, merupakan daerah di sekitar pembangkit panas bumi milik PT PGE beroperasi.Di sana, PGE membuat tanki berbentuk silinder dengan garis tengah 1,5 meter untuk mensterilisasi Cocopeat, media tanam untuk benih kentang, dari bakteri dan virus. Sterilisasi dilakukan dengan memanaskan tanki tersebut dengan memanfatkan uap dari PLTP Kamojang.

“Dengan pemanfaatan (panas bumi) ini, keuntungan yang diperoleh petani bisa meningkat sampai 10 kali lipat dibandingkan pertanian konvensional,” ungkap Ahmad.

Fasilitas pemanasan yang dibangun PGE tersebut merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial (TJSL) PGE dengan nama Geothermal Potato (Geotato) sejak 2018 dan dimulai dengan program ujicoba. PT PGE menyediakan dua tanki pemanas. Satu tanki khusus untuk kentang, satu lagi untuk jamur. Saat ini, sudah ada delapan petani yang bergerak di bidang usaha pembibitan kentang.

Saat ini PGE memiliki 13 wilayah kerja panas bumi. Enam di antaranya sudah beroperasi dan dikelola sendiri dengan kapasitas 672 MW. Enam wilayah kerja tersebut adalah Kamojang dan Karaha di Jawa Barat, Sibayak (Sumatera Utara), Lumut Balai (Sumsel), Ulubelu (Lampung), dan Lahendong (Sulawesi Utara).

Selain pertanian, PGE juga melihat potensi yang sangat besar di sektor kepariwisataan di Wilayah Kerja Lahendong di Tomohon. Perusahaan sedang merencanakan pembangunan obyek turisme dengan konsep taman geothermal, misalnya dengan memanfaatkan sumber air panas, tour, dan untuk pendidikan tentang panas bumi.

“Peluang pengembangan pertanian (GeoAgro Industry) di daerah sekitar pembangkit panas bumi masih terbuka lebar,” tegas Ahmad. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement