sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Terungkap! Awal Kisah Menko Luhut Diduga Terlibat Bisnis PCR

Economics editor Azfar Muhammad
08/11/2021 16:12 WIB
Nama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya, ia diduga dan dilaporkan ikut terlibat bisnis test PCR Covid-19.
Terungkap! Awal Kisah Menko Luhut Diduga Terlibat Bisnis PCR (FOTO: MNC Media)
Terungkap! Awal Kisah Menko Luhut Diduga Terlibat Bisnis PCR (FOTO: MNC Media)

Setelah alat datang, pada awal Mei reagennya baru datang.Masalah pun belum selesai, para lab itu kemudian juga menyampaikan bahwa mereka butuh Viral Transport Medium (VTM).

"Saya tanya ke mereka barang apa pula itu. Mereka menjelaskan bahwa VTM ini adalah alat untuk menampung hasil swab yang akan mendeaktifkan virusnya sebelum kemudian bisa dilakukan ekstraksi RNA. Rupanya banyak sekali perintilan material-material yang dibutuhkan untuk melakukan test PCR ini, bukan hanya reagen saja, di mana kalau salah satu barang gak ada, test PCR tidak bisa dilakukan," jelasnya.

"Long story short berbagai perintilan barang itu bisa kita dapatkan dan lab-lab di berbagai fakultas kedokteran itu bisa mulai melakukan test. Namun karena proses ekstraksinya masih manual, masing-masing lab paling hanya bisa melakukan 100-200 test per hari. Jauh dari target yang kita minta yaitu 700-1000 test per hari," tuturnya.

Dia mengatakan, masalah kemudian muncul karena alat ekstraksi RNA yang dipesan dari Roche tidak bisa didapatkan. Kalau tidak salah, imbuhnya, karena suplai barangnya sangat terbatas dan diperebutkan oleh negara-negara lain juga.

"Kita waktu itu memutuskan untuk cari merek lain. Setelah tanya-tanya dari masing-masing lab, dapatlah rekomendasi merek Qiagen dari Jerman. Kita pesan barangnya, namun ternyata mereka tidak bisa memenuhi reagennya. Alat ekstraksi RNA ini memang menggunakan closed system, artinya hanya bisa digunakan dengan reagen yang diproduksi mereka sendiri," paparnya.

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement