Namun sayang, bisnis kretek Nitisemito mulai redup saat Perang Dunia II dan konflik keluarga. Anak-anaknya tak berminat untuk meneruskan bisnis kretek sang ayah. Ditambah lagi, Jepang datang dan menghambat kegiatan bisnis.
Nitisemito meninggal dunia pada 7 Maret 1953. Peninggalan kejayaan Nitisemito saat ini adalah dua rumah serupa istana kembar di Kudus. Dua rumah itu pernah ditinggali putri-putri Nitisemito.
Itulah kisah inspiratif Nitisemito bapak kretek Indonesia, salah satu pribumi yang sukses menjadi pengusaha kretek pada masa kependudukan Belanda. (NKK)