Selain itu, menurut CGS CIMB, emiten farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga secara teori terkena dampak positif karena memiliki biaya impor yang relatif tinggi.
Meski menguntungkan bagi dua sektor di atas, penguatan rupiah justru merugikan bagi kinerja sejumlah sektor lainya terutama bagi eksportir.
CGS CIMB menyebutkan, perusahaan komoditas pada umumnya merugi karena harga jual dalam USD menjadi merosot akibat penguatan rupiah sebagai dampak dari penurunan DXY.
“Selain perusahaan komoditas, beberapa perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor, seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga dirugikan dari penguatan rupiah,” tulis CGS CIMB dalam risetnya.
Kinerja Saham Sektor Ritel hingga Komoditas
Sebagaimana disebutkan dalam riset di atas, kinerja sektor ritel hingga perusahaan farmasi diuntungkan penguatan rupiah, yang berdampak terhadap kinerja saham emitennya.