"Asing terus melakukan aksi jual. Meskipun transaksi di pasar meningkat, namun tekanan jual dari investor asing tetap tinggi," ujar Iman.
Dari sisi domestik, perubahan komposisi investor juga menjadi salah satu penyebab penurunan indeks. Sebelumnya, 70 persen pasar dikuasai investor domestik dan ritel, sehingga ketika harga turun bisa diserap.
Saat ini dengan 40 persen kepemilikan asing, pasar menjadi lebih rentan saat investor asing keluar.
"Termasuk koreksi-koreksi dengan rilis laporan keuangan emiten, walaupun beberapa naik tapi masih di bawah konsensus. Ini memang kondisi-kondisi yang juga memperparah,” tutur Iman.
Pada penutupan sesi pertama, Jumat (28/2/2025) indeks turun 2,86 persen atau 185,30 poin ke level 6.300.