"Kalau perlu hal komprehensif, akan ada dengar pendapat antara tim direksi dengan mereka yang berhubungan transaksi tersebut. Jangan berandai, biarkan mereka berikan klarifikasi dulu. Kami minta perusahaan responsif berikan klarifikasi sehingga publik bisa mencerna dengan merata tentang apa yang terjadi,” tegas nyoman.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi yang dirilis Minggu (7/7), Corporate Secretary KIJA T. Budianto Liman menyebutkan adanya risiko perusahaan tidak mampu menjalankan kewajibannya kepada para pemegang obligasi. Hal ini disebabkan perubahan komposisi pemegang saham setelah Rapat Umum Pemegang Saham teranyar (26/6).
Dijelaskan pula adanya kewajiban penawaran pembelian dengan harga 101% dari nilai pokok notes sebesar USD 300 juta ditambah dengan kewajiban bunga. (*)