sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Hari Ini Tokcer Berkat Data Inflasi China

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
12/01/2022 09:48 WIB
Bursa di kawasan Asia Pasifik hari ini terpantau bergerak tokcer pada perdagangan, Rabu pagi (12/1/2022).
Bursa Asia Hari Ini Tokcer Berkat Data Inflasi China. (Foto: MNC Media)
Bursa Asia Hari Ini Tokcer Berkat Data Inflasi China. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa di kawasan Asia Pasifik hari ini terpantau bergerak tokcer pada perdagangan, Rabu pagi (12/1/2022). Hampir tidak ada pelemahan yang terjadi pada indeks-indeks utama di sejumlah negara.

Hingga pukul 09:29 WIB, Shanghai Composite China (SSEC) naik 0,33% di 3.579,17, Kospi Korea Selatan (KS11) menguat 1,32% di 2.965,89, dan Hang Seng Hong Kong (HSI) menanjak 1,73% di 24.149,00.

Adapun S&P 500 / ASX 200 Australia (AXJO) tumbuh 0,65% di 7.437,90, SET Thailand masih tutup di 1.667,12 Nikkei 225 Jepang (N225) melejit 1,81% di 28.732,50, dan Taiwan Weighted (TWII) menanjak 0,17% di 18.319,47.

Straits Times Singapura (STI) melesat 0,12% di 3.250,55, dan IDX Composite / IHSG tumbuh 0,26% di 6.664,55.

China baru saja merilis data indeks harga konsumen (CPI) sebesar 0% month-on-month, dan 1,5% year-on-year di bulan Desember 2021. Sementara Indeks harga produsen (PPI) tumbuh 10,3% yoy.

Sejumlah emiten perusahaan China yang terdaftar di bursa AS mengalami kenaikan. Nasdaq Golden Dragon China Index melonjak sebanyak 4,7%.

Kendati ada optimisme pertumbuha, Goldman Sachs Group Inc. memangkas perkiraan pertumbuhan China pada tahun 2022 menyusul penanganan Negeri Tirai Bambu atas wabah varian Omicron.

Dari Amerika Serikat, pasar masih menunggu rilis CPI yang diprediksi mencapai 7 persen secara year on year.

Gubernur Fed Jerome Powell baru saja memberikan kesaksian di hadapan majelis tinggi Senat AS ihwal program yang akan dilakukan untuk masa jabatannya yang kedua di bank sentral, dilansir Reuters, Rabu (12/1/2022).

Powell mengatakan Negeri Paman Sam siap untuk memberlakukan kenaikan suku bunga yang tinggi dan pengetatan kuantitatif (QT) untuk meredam gejolak inflasi. Powell merasa perlu untuk menurunkan neraca bank sentral senilai USD9 triliun dalam beberapa bulan.

Dirinya menyatakan butuh waktu tiga sampai empat kali pertemuan bagi The Fed untuk membuat keputusan seperti itu. Komentar Powell ini dinilai kurang hawkish daripada beberapa rekannya, yang kemudian menghilangkan kekhawatiran pasar atas penarikan dukungan moneter secara tiba-tiba. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement