IDXChannel - Bursa saham Asia cenderung melemah pada perdagangan Rabu (17/1/2024).
Indeks KOSPI Korea Selatan, Hang Seng Hong Kong, indeks ASX 200 Australia, hingga indeks Shanghai Composite China kompak turun. Sementara hanya indeks Nikkei 225 Jepang menguat.
Pada pukul 09.44 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong terpukul paling dalam 2,77 persen di level 15.425,67. Sementara indeks KOSPI Korea Selatan turun 1,83 persen di level 2.451,76. Pada saat bersamaan, indeks Shanghai Composite China turun 0,9 persen di level 2.867,84.
Indeks ASX 200 di Australia turun 0,26 persen di level 7.395. Hanya indeks Indeks Nikkei 225 Jepang yang menguat pada perdagangan pagi ini dengan kenaikan 0,25 persen di level 35.708,44. (Lihat grafik di bawah ini.)
Sementara dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,2 persen pada waktu yang sama di level 7.228. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menghijau 0,26 persen ke level 7.242 pada Selasa (16/1).
Dari negeri Paman Sam, bursa saham AS atau Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa (16/1/2024) waktu setempat. Penurunan ini setelah laporan keuangan yang beragam dari Morgan Stanley dan Goldman Sachs menekan saham bank-bank, dan karena aksi jual di Boeing dan Apple membebani S&P 500.
Mengutip Reuters, S&P 500 turun 0,37 persen mengakhiri sesi di 4.765,98 poin. Nasdaq turun 0,19 persen menjadi 14.944,35 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,62 persen menjadi 37.361,12 poin.
Indeks Nikkei 225 mengalami kenaikan pada hari Rabu, melanjutkan reli yang membawa indeks acuan Jepang tersebut ke level tertinggi dalam hampir 34 tahun.
Kenaikan pasar Jepanh ini karena melemahnya yen secara tajam dan pandangan dovish terhadap kebijakan moneter Bank of Japan mengangkat pasar.
Melemahnya yen meningkatkan prospek keuntungan pada industri-industri yang banyak melakukan ekspor di Jepang dan menjadikan aset-aset Jepang lebih murah bagi investor asing.
Investor juga bereaksi terhadap data yang menunjukkan sentimen di kalangan produsen menurun pada bulan Januari di tengah kekhawatiran mengenai lemahnya konsumsi domestik dan lemahnya permintaan eksternal, terutama dari China.
Hampir semua sektor berpartisipasi dalam kenaikan indeks Nikkei 225 Jepang, dengan kenaikan signifikan dari indeks kelas berat seperti Kawasaki Kisen (5,2 persen), Toyota Motor (1,4 persen), Mitsubishi UFJ (1,4 persen), Advantest (4 persen) dan Tokyo Electron (2,7 persen).
Kabar lain yang membebani pasar adalah data ekonomi China terbaru. Perekonomian China tumbuh sedikit lebih rendah dari perkiraan pada kuartal keempat 2023 di tengah tekanan yang konsisten dari lemahnya belanja dan penurunan pasar properti. Meskipun pertumbuhan pada tahun 2023 berhasil melampaui target pemerintah.
Produk domestik bruto (PDB) China tumbuh 5,2 persen tahun-ke-tahun (yoy) dalam tiga bulan hingga 31 Desember menurut laporan terbaru data dari Biro Statistik Nasional Rabu (17/1). Angka tersebut lebih lemah dari ekspektasi pertumbuhan sebesar 5,3 persen, namun meningkat dari 4,9 persen yang terlihat pada kuartal sebelumnya.
Sementara indeks Hang Seng Hong Kong menjadi yang paling tertekan setelah pada sesi sebelumnya juga mengalami penurunan. Indeks Hang Seng di Hong Kong ditutup merosot 2,36 persen pada Selasa (16/1).
Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penurunan di antara indeks acuan utama Asia pada hari Selasa terseret penurunan saham-saham real estat dan konsumen non-siklus.
JD Health International membebani indeks Hang Seng dengan anjlok 6,84 persen. Perusahaan ini adalah platform layanan kesehatan online terbesar di China dan merupakan anak perusahaan dari raksasa teknologi negara tersebut, JD.com.
Nama-nama lain dalam daftar top loser teratas termasuk Tingyi Holding Corp, sebuah perusahaan investasi yang terutama membuat dan menjual mie instan dan minuman melalui anak perusahaannya, serta perusahaan elektronik konsumen Lenovo Group. (ADF)