Toshitaka memprediksi komoditas tersebut mampu menembus hingga level USD90 per barel mengingat pasar masih berekspektasi bahwa negara-negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya masih akan tetap mempertahankan kebijakan peningkatan produksi secara bertahap.
Para produsen yang tergabung dalam OPEC dan sekutunya Rusia telah menaikkan target produksi mereka setiap bulan sejak Agustus tahun lalu sebesar 400.000 barel per hari (bph) untuk menutupi kekurangan pasokan dari tahun 2020.
Namun, sejumlah anggota mereka diketahui merasa kesulitan karena keterbatasan kapasitas ditambah kembali meningkatnya penyebaran wabah varian Omicron.
Pada pertemuan 2 Februari 2022 mendatang, OPEC dan sekutunya diproyeksikan tidak mengubah kebijakan lama mereka, meskipun kenaikan suku bunga dan inflasi masih menjadi perhatian para investor.
(SANDY)