sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ditopang Harga Komoditas, Pendapatan Kobexindo (KOBX) Tembus Rp2,5 Triliun

Market news editor Taufan Sukma/IDX Channel
31/03/2023 10:34 WIB
Nilai tersebut terhitung tumbuh mencapai 41,23 persen dibanding realisasi pendapatan KOBX pada 2021 yang tercatat masih sebesar USD119,32 juta
Ditopang Harga Komoditas, Pendapatan Kobexindo (KOBX) Tembus Rp2,5 Triliun (foto: MNC Media)
Ditopang Harga Komoditas, Pendapatan Kobexindo (KOBX) Tembus Rp2,5 Triliun (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) berhasil membukukan pendapatan sebesar USD168,52 juta di sepanjang tahun lalu.

Dengan asumsi nilai tukar rupiah saat ini sebesar Rp15.000 per dolar AS, maka nilai pendapatan tersebut setara dengan Rp2,527 triliun.

Nilai tersebut terhitung tumbuh mencapai 41,23 persen dibanding realisasi pendapatan KOBX pada 2021 yang tercatat masih sebesar USD119,32 juta, atau sekitar Rp1,789 triliun untuk posisi nilai tukar yang sama.

"Kinerja pendapatan yang positif tidak terlepas dari kondisi volatilitas pasar komoditas, baik tambang maupun perkebunan, yang membuat permintaan alat berat cukup meningkat," ujar Wakil Presiden Direktur KOBX, Martio, dalam keterangan resminya, Jumat (31/3/2023).

Tak hanya itu, menurut MArtio, kondisi geopolitik dan nilai tukar juga turut berdampak besar terhadap perekonomian global.

Sejauh ini, kinerja KOBX banyak ditopang oleh kinerja distribusi alat berat kenamaan, seperti di antaranya Doosan, TEREX, Mercedes Benz, Jungheinrich, Hako, dan Dynapac.

Selain menjual unit alat berat, Perseroan juga memiliki segmen bisnis penjualan suku cadang, jasa perbaikan, serta kontraktor pertambangan dan sewa (alat berat dan gedung). 

Sepanjang 2022, penjualan unit alat berat KOBX tercatat tumbuh 43,5 persen menjadi USD129,13 juta, dari catatan periode sebelumnya sebesar USD89,99 juta. Segmen ini sekaligus menjadi kontributor terbesar, dengan porsi mencapai 76,63 persen terhadap pendapatan konsolidasi Perseroan. 

"Kontribusi terbesar kedua disumbangkan oleh segmen penjualan suku cadang yang membukukan pendapatan sebesar USD19,28 juta, tumbuh 19,82 persen dibandingkan capaian tahun 2021 yang sebesar USD16,09 juta," tutur Martio. 

Sedangkan segmen lain, menurut Martio, juga turut membukukan kinerja positif. Segmen jasa perbaikan dan kontraktor pertambangan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 75,41 persen menjadi USD13,51 juta, dibanding realisasi 2021 yang sebesar USD7,7 juta.

Sedangkan segmen sewa alat berat dan gedung tercatat tumbuh 19,15 persen menjadi USD6,6 juta, dibandingkan periode yang sama di 2021 yang sebesar USD5,54n juta.

"Kedua segmen tersebut masing-masing berkontribusi sebesar 8,02 persen dan 3,92 persen terhadap pendapatan konsolidasi Perseroan," ungkap Martio.

Kenaikan pendapatan sepanjang 2022 juga dibarengi oleh kenaikan beban pokok pendapatan, di mana sepanjang 2022 tercatat sebesar USD137,97 juta, tumbuh 42,32 persen dibandingkan periode yang sama di 2021 yang sebesar USD96,94 juta.

Dengan demikian, laba bruto tercatat tumbuh 36,5 persen. Sementara laba usaha tercatat USD5,60 juta, terkoreksi dari posisi sebelumnya USD16,41 juta.

Hal ini disebabkan oleh adanya kerugian kurs sebesar USD5,86 juta pada 2022, dibandingkan dengan laba kurs USD176 ribu di 2021. Sebagian besar rugi kurs 2022 ini adalah kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss).

"Koreksi laba usaha juga karena di 2021 kami mengubah metode pencatatan akuntasi nilai properti investasi berdasarkan nilai pasar, sehingga terjadi keuntungan sebesar USD7,20 juta, dibandingkan dengan kerugian nilai properti investasi di 2022 senilai USD220 ribu," ungkap Martio.

Sementara, laba sebelum pajak penghasilan dan laba bersih masih berada dalam teritori yang baik meski terjadi koreksi tersebut di atas.

Laba sebelum pajak 2022 sebesar USD5,14 juta, dibandingkan 2021 yang sebesar USD13,78 juta. Sedangkan laba bersih 2022 sebesar USD4,20 juta, dibandingkan dengan pencapaian 2021 yang sebesar USD13,55 juta. 

"Kinerja laba bersih 2022 merupakan dampak dari perlakuan pembukuan akutansi perubahan metode perhitungan akun properti investasi (aset perseroan berupa gedung yang disewakan) dan laba (rugi) selisih kurs," papar Martio.

Bila perhitungan laba bersih mengesampingkan laba (rugi) selisih kurs dan perhitungan akun properti investasi seperti yang dijelaskan, maka laba bersih 2022 bisa mencapai USD10,28 juta, tumbuh hingga 66,7 persen dibandingkan 2021 yang masih sebesar USD6,17 juta. (TSA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement