Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada hari Sabtu (20/11) mengisyaratkan siap untuk mengatasi kenaikan harga minyak, menyusul permintaan dari Amerika Serikat untuk melepaskan minyak dari cadangan strategisnya.
Namun, regulasi di Jepang hanya mengizinkan penggunaan cadangan apabila ada kendala pasokan atau bencana alam.
"Kami mempertimbangkan secara legal bahwa Jepang akan berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain yang terkait," kata Perdana Menteri Kishida kepada wartawan, dilansir Reuters, Senin (22/11).
Diplomasi Gedung Putih tak henti-hentinya untuk mendorong negara-negara maju melepas cadangannya. Hal ini terjadi mengingat harga bahan bakar di Amerika Serikat sedang melambung tinggi. Tentu, intervensi cadangan strategis terhadap negara lain, menjadi mungkin dilakukan Presiden Joe Biden.
Pada Jumat (19/11), Gedung Putih melayangkan penegasan terhadap kelompok produsen OPEC untuk mempertahankan persediaan global yang memadai. Ini terjadi beberapa hari setelah diskusi AS dengan beberapa negara ekonomi terbesar dunia mengenai potensi pelepasan minyak dari cadangan strategis untuk menstabilkan harganya.
(IND)