"Aksi jual saham AS kemarin brutal dan akan mendominasi Asia pagi ini," kata Ekonom ING di Singapura, Rob Carnell, dilansir Reuters, Jumat (21/1/2022).
Rob memaparkan bahwa masih ada sekantong optimisme yang datang dari China. Menurutnya, Negeri Tirai Bambu masih lebih akomodatif terhadap kebijakan moneter.
Seperti diketahui, Bank sentral China (PBOC) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan hipotek untuk pertama kalinya selama dua tahun. Langkah ini dinilai merupakan putaran baru dalam pelonggaran kebijakan moneter yang bertujuan untuk menopang lemahnya ekonomi yang dipicu masalah sektor properti dan penyebaran varian Omicron.
"Perbedaan utama dalam kinerja pasar ekuitas antara AS dan China adalah persoalan kebijakan moneternya," kata Analis Invesco, David Chao.
David menilai kebangkitan ekonomi China merupakan katalis positif bagi pasar, meskipun pengetatan di AS dapat menambah volatilitas pasar dalam jangka pendek ke depan di bursa global. (TYO)