IDXChannel - Kondisi pasar obligasi di Indonesia diproyeksikan masih akan terus bergerak fluktuatif hingga akhir tahun. Fluktuasi terjadi seiring kuatnya tekanan dari ancaman tingginya inflasi serta tren kenaikan suku bunga yang terjadi negara-negara maju.
Meski demikian, kondisi perekonomian domestik yang masih terjaga dengan baik diyakini bisa menjadi katalis positif dalam upaya menahan sentimen negatif dari eksternal tersebut.
"Karena itu memasuki semester kedua tahun 2022, ini menjadi momentum yang tepat bagi pelaku pasar untuk mengatur kembali strategi investasinya di pasar modal, agar bisa meminimalisir kerugian atau bahkan mendapatkan keuntungan di akhir tahun," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Medan, M Pintor Nasution, Jumat (1/7/2022).
Menurut Pintor, risiko utama yang dihadapi pasar global saat ini adalah keputusan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan secara agresif demi meredam tingginya inflasi. Kondisi ini kemudian memicu risiko terjadinya stagnasi perekonomian di tengah lonjakan inflasi (stagflasi).
"Kondisi perekonomian global yang melambat ini dapat memicu risiko terjadinya resesi ekonomi di AS, maupun beberapa negara maju lainnya," tutur Pintor.