sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Inflasi Tinggi dan Tren Kenaikan Suku Bunga Picu Fluktuasi Pasar Obligasi

Market news editor Wahyudi Aulia Siregar
01/07/2022 19:17 WIB
Fluktuasi terjadi seiring kuatnya tekanan dari ancaman tingginya inflasi serta tren kenaikan suku bunga yang terjadi negara-negara maju.
Inflasi Tinggi dan Tren Kenaikan Suku Bunga Picu Fluktuasi Pasar Obligasi (foto: MNC Media)
Inflasi Tinggi dan Tren Kenaikan Suku Bunga Picu Fluktuasi Pasar Obligasi (foto: MNC Media)

Berdasarkan Outlook Pasar Obligasi Semester II yang dirilis oleh PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), kenaikan suku bunga akan memicu naiknya yield US Treasury. Berdasarkan outlook ini, The Fed masih bisa menaikkan suku bunga secara agresif sekitar 50 bps hingga 75 bps di empat pertemuan bulan yang tersisa.

Kenaikan yield US Treasury akan membuat spread antara yield SBN dengan yield US Treasury juga akan semakin menyempit. Secara tren, pergerakan spread yield US Treasury dengan yield SBN acuan 10 tahun memang terus menyempit.

Pada 2021, spread masih berkisar 500 bps, namun, saat ini spread sudah menjadi 425 bps. Dengan kondisi ini, investor akan cenderung  memilih US Treasury karena jauh lebih menarik. SBN akan dipandang punya risiko yang tinggi, sementara US Treasury yang merupakan safe haven, juga menawarkan yield yang tidak kalah tinggi.

Hingga pertengahan Juni 2022, kinerja pasar obligasi dalam negeri yang tercermin dari Indonesia Composite Bond Index (ICBI) turun 1,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). dari level 332,8078 menjadi 326,8177. Indonesia Government Bond Return Index (INDOBeXG-Total Return) turun 2,09 persen yoy dari 326,1186 menjadi 319,2893.

Sedangkan Indonesia Corporate Bond Return Index (INDOBeXC-Total Return) naik 2,56 persen yoy dari 367,9748 menjadi 377,3892. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 6,47 persen year to date (ytd) dari level 6.581,48 menjadi 7.007,0.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement