IDXChannel - Pembahasan definisi dan contoh ARB memudahkan investor sebelum membeli atau menjual saham. Tentunya ilmu baru ini akan menjadi nilai tersendiri dalam berinvestasi.
Sebab melalui itu, kita akan berinvestasi dengan mengacu pada perkembangan inflasi. Tentunya dengan aset investasi saham pada pasar modal menjadi pilihan Anda di masa mendatang. Karenanya sebelum memutuskan membeli saham, dan tidak boncos, menganalisis pergerakan saham sangat diperlukan.
Tidak terkecuali dengan beberapa emiten non Blue Chip yang fluktuatif nilainya menyentuh batas bawah harga wajar atau ARB (Auto Rejection Bawah).
Lantas apa sebenarnya definisi ARB dan bagaimana contoh ARB dalam suatu perusahaan? Simak penjelasannya yang dihimpun kami dari berbagai sumber.
Apa Itu ARB dalam Perusahaan
Sebelum memperdalam definisi dan contoh ARB. Anda perlu mengetahui dan mengenal ARB yang berarti Auto Rejection Bawah atau kondisi yang menggambarkan suatu saham yang mengalami penurunan harga secara signifikan dan terus menerus dalam periode tertentu.
Umumnya, karakteristik ARB adalah tidak ditemukannya tanda-tanda order pada antrian pembelian saham, karena tentunya penurunan harga yang cukup drastis ini mempengaruhi nilai beli dari saham tersebut.
Dengan demikian, biasanya Bursa Efek indonesia (BEI) telah menetapkan batasan untuk ARB saham, sehingga ini memudahkan bagi para investor untuk dapat mengetahui dan memperhitungkan dalam bertransaksi jual beli saham.
Definisi ARB secara Ilmiah
Menurut Adjura Novina dalam penelitiannya mengenai “Tinjauan Yuridis Kebijakan Bursa Efek Indonesia Terhadap Saham Auto Rejection Bawah di Masa Pandemi Covid-19”, menjelaskan bahwa ARB adalah sebuah kondisi dimana terjadi penolakan otomatis pada saat penawaran jual melewati batas bawah rentang harga yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia. Sederhananya, Auto Rejection Bawah ini terjadi ketika harga saham turun secara signifikan.