Dana IPO tersebut rencananya digunakan sebagai setoran modal untuk anak usaha, PT Central Financial X (CFX) dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) masing-masing 85 persen dan 15 persen.
Sejak debut perdana, COIN sudah disuspensi sebanyak tiga kali, di antaranya dua kali pada Juli dan satu kali pada Agustus. Saham Indokripto itu juga sempat masuk papan pemantauan khusus dengan skema full call auction (FCA).
Dari sisi laporan keuangan, emiten pendatang baru di sektor aset digital tersebut berhasil membalikkan kerugian menjadi laba bersih sebesar Rp25,6 miliar hingga akhir Juni 2025, dari posisi rugi Rp1,99 miliar per 31 Desember 2024.
Lonjakan laba didorong oleh kenaikan pendapatan signifikan sebesar 88 persen menjadi Rp113,14 miliar, dibandingkan hanya Rp600 juta pada akhir tahun lalu.
Perbaikan kinerja tak lepas dari kontribusi anak usaha, PT Central Finansial X (CFX), yang merupakan bursa aset kripto. CFX secara bertahap terus melakukan onboarding terhadap para Pedagang Aset Keuangan Digital (PAKD) sebagai anggota Bursa CFX, yang turut mendorong pertumbuhan pendapatan.