Harga IPO yang ditetapkan sebesar Rp1.150 per saham sehingga perusahaan energi yang terlibat dalam Blok Cepu dan Blok Jabung itu meraup dana IPO sebesar Rp624,46 miliar dengan nilai kapitalisasi pasar Rp3,1 triliun.
Dana IPO sebesar Rp157,36 miliar dipinjamkan kepada anak perusahaan, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd terkait pengelolaan Blok Jabung. Jumlah kebutuhan dana untuk Cash Call ini sekitar USD10 juta atau setara Rp159,42 miliar, sehingga terdapat kekurangan sekitar Rp2,05 miliar yang akan ditutup dengan dana dari kas internal perseroan.
Kemudian sebesar Rp34,96 miliar dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi, yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu Ltd. Lalu sisanya untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus dan pengawas, serta biaya operasional perseroan.
Tak lama usai debut, saham RATU juga sempat dihentikan sementara sebanyak tiga kali setelah mencatatkan auto reject atas (ARA) berjilid-jilid. Di antaranya dua kali pada Januari dan sekali pada November. Saham tersebut juga pernah menjadi penghuni Papan Pemantauan Khusus Full Call Auction (FCA).
Adapun kinerja emiten migas milik Happy Hapsoro ini mencatat laba bersih USD11,76 juta hingga kuartal III-2025, naik 28,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD9,18 juta.