sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Napas Kedua Blue Bird Usai Dihantam Pandemi

Market news editor Melati Kristina - Riset
06/06/2022 09:54 WIB
Sektor transportasi, khususnya taksi, cukup terpukul dengan adanya disrupsi digital. PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencoba pulih dari tekanan tersebut.
Napas Kedua Blue Bird Usai Dihantam Pandemi. (Foto: MNC Media)
Napas Kedua Blue Bird Usai Dihantam Pandemi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sektor transportasi, khususnya taksi, cukup terpukul dengan adanya disrupsi digital. Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta menyebutkan, hingga tahun 2018, hanya ada 8 perusahaan taksi yang bertahan dari serbuan taksi online. Padahal, pada 2016 jumlahnya mencapai 34 perusahaan.

PT Blue Bird Tbk (BIRD), sebagai pengelola taksi ternama di Indonesia, juga mengakui adanya digitalisasi menyebabkan terjadinya perang harga antara kompetitor. Guna melawan disrupsi, BIRD bertransformasi meluncurkan MyBlueBird Apps dan Easy Ride, bahkan turut berkolaborasi bersama salah satu perusahaan transportasi online besar seperti Gojek.

BIRD juga menyediakan pembayaran melalui berbagai dompet digital supaya semakin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

Namun, pada 2020 lalu, sektor ini dihantam oleh pandemi Covid-19. Adanya pembatasan mobilitas masyarakat di tengah pandemi menyebabkan perusahaan ini mengalami penurunan transaksi. Manajemen BIRD mengungkapkan bahwa perseroan ini mengalami penurunan pendapatan sebesar 49 persen di tahun 2020.

“Di tahun 2020, perseroan terpaksa harus membukukan kerugian. Meski demikian, perseroan masih mampu membukukan laba kotor positif dan menjaga posisi kas yang sehat per 31 Desember 2020. Hal ini mengindikasikan bahwa kami masih mampu untuk menjaga posisi likuiditasnya dengan baik meskipun masih berada di bawah tekanan Pandemi,” tulis manajemen BIRD dalam laporan tahunan perusahaan tahun 2020. 

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement