Setahun setelah pandemi, BIRD masih mencatat penurunan pendapatan sebesar Rp480,05 miliar pada Triwulan-I 2021 atau turun hingga 46 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Pendapatan dari jasa kendaraan taksi pun turut merosot hingga 50 persen. Pada Triwulan-I tahun 2021, pendapatan BIRD dari jasa taksi hanya sebesar Rp347,72 miliar, padahal sebelumnya memperoleh Rp692,07 miliar.
Tak hanya dari segi pendapatan, emiten taksi ini juga mengalami penurunan armada. Pada 2021, armada BIRD menurun sebanyak 3.575 armada menjadi 14.519 unit yang terdiri dari taksi reguler dan eksekutif.
Rival yang ‘Ngos-Ngosan’
Selain BIRD, penyedia jasa layanan taksi lainnya—yang notabene pesaing Blue Bird--juga mengalami kerugian selama pandemi. Sebut saja, taksi Express besutan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) juga membukukan kerugian hingga 86,39 persen pada Triwulan I-2021.
Berdasarkan Laporan Keuangan Publikasi TAXI, pendapatan bersih emiten ini pada periode tersebut merosot menjadi Rp2,15 miliar selama 3 bulan pertama 2021. Padahal, dalam periode yang saham tahun 2020 pendapatan TAXI mencapai Rp15,78 miliar.
Sementara pendapatan dari sektor jasa kendaraan taksi pada periode yang sama juga turut merugi hingga 99,05 persen secara year on year (yoy). Adapun pendapatan dari jasa kendaraan taksi pada Triwulan I-2021 sebesar Rp100,48 juta, sementara di tahun sebelumnya mencapai Rp10,63 miliar.