“Sepanjang tahun 2021, kontribusi lapangan usaha transportasi dan perdagangan bagi pertumbuhan ekonomi naik dibanding tahun lalu. Salah satu faktor kenaikan itu disebabkan oleh peningkatan efisiensi transportasi dan logistik yang sejalan dengan ketersediaan infrastruktur konektivitas yang lebih baik, sehingga mendukung distribusi barang dan jasa,” ungkap Manajemen BIRD, dilansir dari laporan keuangan perusahaan tahun 2021.
Tak berhenti di situ, BIRD lagi-lagi mencatatkan peningkatan pendapatan dari sektor kendaraan taksi di tahun berikutnya. Pada triwulan pertama 2022, pendapatan jasa kendaraan taksi BIRD mencapai Rp517,47 miliar. Angka tersebut naik 48,82 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni Rp347,72 miliar. Kenaikan tersebut menjadi nafas kedua bagi BIRD setelah mengalami kemerosotan di masa pandemi.
Di tahun 2022, Blue Bird cukup optimis dengan pergerakan bisnis yang berangsur pulih. Adapun manajemen emiten ini menegaskan untuk mempersiapkan diri melakukan ekspansi usaha. BIRD mempersiapkan belanja modal sekitar Rp1 triliun untuk peremajaan armada taksi maupun kendaraan rental dan bus.
“Manajemen optimis dapat mewujudkan efisiensi operasional dan akan meningkatkan kinerja Blue Bird, khususnya di tahun 2022,” tulis manajemen Blue Bird pada laporan tahunan perusahaan tahun 2021.
TAXI Masih Tertekan, Pendapatan dari Taksi Nihil
Di sisi lain, TAXI sebagai kompetitor BIRD belum mencetak laba seusai pandemi meskipun ekonomi mulai pulih. Tercatat pada Triwulan I-2022, perusahaan ini masih merugi sebesar Rp2,65 miliar. Meski demikian, rugi bersih atribusi induk emiten ini telah menurun hingga 91,04 persen dari sebelumnya, yaitu minus Rp29,53 miliar pada periode yang sama di tahun 2021.