Langkah tersebut merupakan bagian dari mekanisme regulasi yang diterapkan oleh Japan Exchange Group (JPX)—pengelola Bursa Efek Tokyo, Bursa Osaka, dan Bursa Komoditas Tokyo—untuk menekan kepanikan dan menjaga stabilitas pasar di tengah volatilitas tinggi.
Langkah ini juga memberi waktu bagi investor dan pelaku pasar untuk menenangkan diri, mencerna informasi baru, serta mempertimbangkan ulang strategi mereka guna menghindari aksi jual panik atau pembentukan gelembung harga.
Di sisi lain, indeks saham perbankan Topix sempat anjlok hingga 17,3 persen dan terakhir tercatat turun 10,57 persen. Indeks perbankan ini mengalami tekanan jual terbesar di pasar saham Jepang, merosot hingga lebih dari 20 persen dalam tiga sesi terakhir.
Penurunan Nikkei bersamaan dengan rontoknya bursa Asia. Sebut saja, Shanghai Composite melemah 6,34 persen, Hang Seng ambruk 10,64 persen, hingga KOSPI tersungkur 4,77 persen.
China, yang kini menghadapi tarif AS lebih dari 50 persen, membalas dengan mengenakan bea tambahan terhadap impor dari AS pada Jumat pekan lalu lalu.