Masih Jauh Dari Harapan
Direktur Pengawasan Bursa Karbon OJK Lufaldy Ernanda yang menjadi narasumber pada acara IDX Carbon Update mengatakan, nilai transaksi bursa karbon masih jauh dari ekspektasi dan potensi kredit karbon di Indonesia yang mencapai Rp3.000 triliun.
"Kalau dikomparasikan dengan ekspektasi kita, terus terang masih jauh. Jadi kita sampaikan secara overall, kita memang melihat perkembangannya masih sangat lambat," ujar pria yang akrab disapa Aldy itu.
Lufaldy menyoroti bahwa supplier karbon yakni Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT PLN Nusantara Power, yang keduanya berasal dari sektor energi. Aldi mengatakan, pihaknya menginginkan supplier berasal dari sektor lain, tetapi belum tercapai karena keterbatasan waktu sebelum bursa karbon meluncur.
Menurut dia, OJK dan stakeholders terkait sudah cukup agresif mendorong bursa karbon sebagai pasar sekunder. Dari segi infrastruktur dan teknologi, semuanya sudah memadai.