Capaian tersebut terhitung tumbuh tipis sebesar dua persen dari realisasi pendapatan SIG pada periode sama tahun lalu.
Meski hanya tumbuh tipis, capaian tersebut dinilai cukup layak untuk diapresiasi mengingat pada saat yang sama, pasar semen domestik justru tengah mengalami kontraksi hingga lima persen secara nasional.
"Meski pasar domestik terkontraksi, SIG tetap mampu menjaga volume penjualan total untuk tetap tumbuh sebesar 0,1 persen, yang didorong oleh pertumbuhan penjualan ekspor," tutur Vita.
Tak hanya itu, menurut Vita, kemampuan menjaga kinerja tetap positif juga tak lepas dari keberhasilan SIG dalam menurunkan beban operasional menjadi hanya Rp2,54 triliun pada enam bulan pertama tahun ini.
Realisasi tersebut terhitung turun sebesar 9,5 persen dibanding beban operasional perusahaan pada paruh pertama tahun lalu yang masih sebesar Rp2,81 triliun.