IDXChannel - PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) dahulu pernah menjadi produsen raksasa tekstil di Indonesia. Nama Sritex melambung pada satu dekade lalu saat mencatat prestasi dengan menyediakan seragam militer untuk lebih dari 50 negara.
Kini, perusahaan asal Sukoharjo, Jawa Tengah itu dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang. Sritex dinilai lalai memenuhi kewajiban yang tertuang dalam perjanjian damai atau homologasi dengan PT Indo Bharat Rayon yang disepakati pada 2022.
Sritex berawal dari Pasar Klewer Solo. Saat itu, H.M. Lukminto mendirikan SRIL pada 1996 dan dua tahun kemudian membuka pabrik cetak pertamanya yang menghasilkan kain putih dan berwarna.
Pada tahun 1992, Sritex menjadi perusahaan tekstil terintegrasi setelah memperluas empat pabrik hingga memiliki empat lini produksi dalam satu atap, yakni pemintalan, penenunan, sentuhan akhir, dan busana. Tak tanggung-tanggung, pengoperasian pabrik dari hulu ke hilir ini diresmikan Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Dua tahun kemudian atau 1994, Sritex yang awalnya fokus pada produk fesyen mulai memasok seragam militer untuk NATO dan tentara Jerman. Di dalam negeri, Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga memesan seragam dari Sritex sejak bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).