Namun di sisi lain, sentimen konsumen membaik dan ekspektasi inflasi menurun, membuka ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter. Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga, aktivitas industri dan permintaan energi bisa ikut terdongkrak.
Sementara itu, Eropa kembali memberlakukan sanksi terhadap minyak Rusia dalam paket ke-18, termasuk penurunan batas harga G7 menjadi USD47,60 per barel dan pengawasan lebih ketat terhadap armada tanker bayangan.
Namun, pasar tampak skeptis terhadap efektivitasnya, mengingat ekspor Rusia masih terus mengalir ke India, Turki, dan negara perantara lainnya. Pelaku pasar kini menanti apakah AS akan menindak pembeli minyak Rusia—langkah yang dinilai bisa benar-benar mengubah peta pasokan global.
Di Asia, lonjakan impor minyak China sebesar 7,4 persen secara tahunan pada Juni menjadi sorotan. Peningkatan ini didorong oleh aktivitas kilang milik negara yang kembali beroperasi usai perawatan, guna membangun kembali stok bensin dan solar.
Akan tetapi, J.P. Morgan mencatat, kapasitas penyimpanan saat ini telah mendekati 95 persen dari puncaknya pada 2020, sehingga ada kekhawatiran bahwa permintaan riil sebenarnya tidak sekuat data impor yang terlihat.