Kontribusi terbesar pemasukan SRIL berasal dari penjualan benang di tingkat ekspor mencapai USD145,96 juta, disusul penjualan di tingkat domestik mencapai USD62,09 juta. Adapun ekspor pakaian jadi menyerap pemasukan senilai USD35,98 juta, lebih tinggi dari lokal sebanyak USD18,71 juta.
Namun, penjualan kain jadi di tingkat lokal justru lebih tinggi yakni mencapai USD31,26 juta, sedangkan ekspor menyerap USD28,72 juta. Penjualan kain mentah domestik juga lebih tinggi senilai USD22,16 juta, dibandingkan ekspor USD3,98 juta. Apabila dijumlah, penjualan ekspor masih menjadi tulang punggung pemasukan SRIL mencapai total USD214,66 juta.
Apabila diperhatikan, penurunan rugi disebabkan oleh penurunan beban pokok SRIL yang turun 50,86% yoy sejumlah USD355,90 juta. Sayangnya, nominal ini masih lebih tinggi dari total nilai penjualan, yang membuat perseroan mencatat rugi kotor sebanyak USD7 juta.
Angka tersebut belum termasuk serangkaian beban lain yang ikut meningkat, seperti beban penjualan yang bengkak 63,55% yoy senilai USD27,27 juta, dan beban umum-administrasi yang tumbuh 9,35% yoy sebanyak USD25,43 juta. Meski demikian, rugi sebelum pajak SRIL jauh lebih rendah dibandingkan periode sama tahun 2021.
Neraca SRIL per 30 Juni 2022 menunjukkan adanya penurunan 7,7% menjadi USD1,13 miliar, dari akhir 2021 di angka USD1,23 miliar. Jumlah kewajiban pembayaran atau liabilitas menyusut 2,13% senilai USD1,59 miliar, sedangkan defisit modal/ekuitas perseroan membengkak 15,33% mencapai USD459,96 juta.
Hingga akhir Juni 2022, SRIL memiliki kas bersih untuk aktivitas operasi sebanyak USD2,76 juta. Kondisi ini pulih dari defisit kas pada periode sama tahun lalu di angka USD453,72 juta. Hal ini membuat total kas dan setara kas SRIL di akhir periode mencapai USD5,98 juta. (NIA)