Di tengah dinamika tersebut, sentimen domestik memberikan dorongan kuat bagi rupiah seperti Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia naik menjadi 51,5 pada Agustus 2025 dari 49,2 di bulan sebelumnya. Angka ini menandai ekspansi pertama dalam lima bulan terakhir, didorong oleh rebound output dan pesanan baru.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali surplus sebesar USD4,17 miliar pada Juli 2025. Ini merupakan surplus ke-63 secara beruntun. Penopang surplus pada bulan ini adalah komoditas CPO dan batu bara.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Juli 2025 mencatat surplus USD23,65 miliar.
Berdasarkan seluruh analisis tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif dan berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp16.370-Rp16.430 per USD pada perdagangan selanjutnya.
(NIA DEVIYANA)