Yeoh menambahkan, dinamika tersebut juga beriringan dengan agenda penting yang bisa membuka peluang baru bagi emiten ini. “Perlu dicatat juga bahwa besok akan ada pengumuman indeks FTSE di mana DSSA berpotensi untuk masuk ke big cap,” ujarnya.
Secara teknikal, ia menilai posisi DSSA saat ini justru menarik bagi investor. “DSSA kembali ke dalam range sebelum breakout all-time high (ATH). Maka, ini merupakan area yang menarik di range Rp76.000-Rp70.000,” tuturnya.
Dalam keterangan di website resmi, pada 20 Agustus 2025, MSCI memutuskan tetap memasukkan saham DSSA dalam indeks MSCI Indonesia pada hasil review Agustus 2025. Namun, bobot saham DSSA akan disesuaikan setelah lembaga penyusun indeks global itu menetapkan faktor penyesuaian khusus.
Dalam pengumumannya, MSCI menyebutkan keputusan ini diambil berdasarkan masukan dari pelaku pasar terkait ketidakpastian free float saham DSSA. Mengingat bobot proforma DSSA yang signifikan dalam indeks, MSCI akan menerapkan adjustment factor sebesar 0,5 terhadap Foreign Inclusion Factor (FIF) saham tersebut.
Dengan langkah ini, FIF DSSA yang semula 0,25 atau 25 persen akan direvisi menjadi 0,13 atau 13 persen. Perubahan tersebut akan mulai tercermin dalam Advanced Corporate Event (ACE) Files pada 21 Agustus 2025.