IDXChannel - Kenaikan harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) belakangan ini tak lepas dari kabar rencana masuknya dana segar dari badan pengelola investasi strategis, Danantara Indonesia.
Harga saham GIAA melonjak hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) untuk papan pemantauan khusus, yakni 10,00 persen ke level Rp55 per unit. Saham maskapai penerbangan BUMN tersebut sudah ARA 5 hari berturut-turut.
Alhasil, dalam sepekan saham GIAA melejit 52,78 persen dan dalam sebulan meningkat 37,50 persen.
Namun, dalam setahun terakhir, saham GIAA turun 6,78 persen dan dalam 5 tahun belakangan tumbang 75,66 persen di tengah masalah keuangan yang membelit perusahaan.
Menurut pengamat pasar modal Michael Yeoh, kenaikan saham GIAA akhir-akhir ini seiring kabar adanya rencana suntikan dana dari Danantara.
“Ada kabar dari Danantara yang akan melakukan restrukturisasi dengan menyuntikkan pinjaman modal sebesar Rp1,2 triliun,” ujar Michael, Jumat (23/5/2025). “Danantara yang per tahun ini resmi selaku pemegang saham bisa dikatakan melakukan aksi korporasi.”
Ia menilai ekspektasi pasar cukup tinggi terhadap efektivitas pemanfaatan dana tersebut. “Para investor memiliki ekspektasi manajemen bisa menggunakan dana ini dengan seoptimal mungkin,” katanya. “Mengingat kerugian Garuda tahun lalu adalah Rp1,15 triliun.”
Namun, tantangan masih besar. Michael mencatat, total liabilitas Garuda saat ini mencapai sekitar USD8,01 miliar, sementara posisi ekuitas perusahaan tetap negatif sebesar USD1,35 miliar.
Menurut dia, sejumlah langkah perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi keuangan maskapai pelat merah tersebut.
Michael menambahkan, diperlukan restrukturisasi utang, negosiasi ulang dengan lessor terkait harga sewa pesawat, serta dukungan dari pelemahan nilai tukar dolar AS.
“Kombinasi ini akan memberi peran besar untuk membuat keuangan GIAA lebih sehat,” demikian ujar Michael.
Sebelumnya, manajemen GIA menegaskan, segala kebijakan dan strategi terkait aksi korporasi, termasuk yang diberitakan melibatkan Danantara Indonesia, sepenuhnya menjadi kewenangan pemegang saham dan para pemangku kepentingan.
Dalam keterbukaan informasi di BEI, Selasa (20/5/2025), manajemen menyatakan, Garuda Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya. Perseroan juga menegaskan komitmennya untuk tetap fokus menjalankan strategi kinerja yang telah ditetapkan.
“Garuda Indonesia secara berkala berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait lainnya, sambil tetap berfokus untuk memastikan Perusahaan berjalan on the track sesuai dengan strategi kinerja Perusahaan,” demikian kata pihak Garuda Indonesia.
Kabar terbaru, manajemen GIAA mengumumkan rencana penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2025. Rapat tersebut akan berlangsung di Tangerang. (Aldo Fernando)