sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Interview with Leaders: Menguji Kekuatan Indonesia di Tengah Volatilitas Perekonomian Global

Economia editor Taufan Sukma/IDX Channel
08/08/2022 07:16 WIB
Alih-alih saling bekerjasama mengubah kondisi pandemi menjadi endemi, kini publik internasional justru kembali dihantam masalah baru soal perang yang berkecamuk
Interview with Leaders: Menguji Kekuatan Indonesia di Tengah Volatilitas Perekonomian Global (foto: MNC Media)
Interview with Leaders: Menguji Kekuatan Indonesia di Tengah Volatilitas Perekonomian Global (foto: MNC Media)

Kalau untuk Indonesia sendiri, Bank Indonesia telah memasang batas toleransi atas inflasi di level empat persen. Meski di kalangan ekonom melihat potensinya bisa lebih dari itu. Karena kita tahu, harga bahan pokok makanan, terutama yang sangat tergantung pada pasokan impor, seperti gandum, pasti akan tertekan naik juga. Sehingga menurut Saya, inflasi tetap akan terjadi, meski tidak akan setinggi yang terjadi di negara-negara Barat ataupun negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara.

Jadi tetap akan ada kenaikan inflasi, tapi menurut kami masih akan bisa dipertahankan di bawah lima persen, karena seperti Saya bilang tadi, pemerintah memiliki kemampuan, memiliki amunisi dan ruang yang cukup secara fiskal untuk menahan (tren kenaikan) itu. Misalnya dari segi kebutuhan bahan bakar, lalu harga listrik dan juga gas. Saya yakin pemerintah bisa mengatasi tekanan di sektor itu.

Tapi pertanyaannya kemudian, apa yang perlu kita antisipasi selanjutnya, ketika proyeksi dinamika global ke depan harga komoditas bakal menurun. Karena hal itu akan juga berdampak terhadap permintaan bahan bakar secara global. Kita perlu segera siapkan apa yang perlu dilakukan pemerintah seandainya harga komoditas ini turun. Apa yang harus kita persiapkan dari sisi anggaran. Jadi ini yang mungkin perlu kita lihat atau cermati ke depan.

Q: Seperti yang Bapak sampaikan bahwa dengan mengandaikan kondisi di depan tidak selamanya bakal sesuai planning dan analisa yang kita susun, apakah kebijakan BI untuk mempertahankan suku bunga di tengah tekanan yang bahkan tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga hampir seluruh dunia, apakah kebijakan itu tidak terlalu riskan untuk diambil? Bagaimana bila kondisi yang terjadi nantinya di luar perkiraan BI selama ini?

A: Memang kalau masyarakat awam mungkin melihat BI belum melakukan sesuatu, karena fokus yang dilihat memang lebih pada suku bunga acuan. Tidak salah juga, karena pada prinsipnya melawan kenaikan inflasi itu dengan menyerap likuiditas yang berlebih dari pasar. Kita kurangi likuiditas uang beredarnya. Nah di luar negeri biasanya memang menyerap likuiditas itu salah satunya dengan menaikkan tingkat suku bunga, atau menahan aksi intervensi pasar dengan membeli surat utang.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement