Selain itu, ABL juga mengimplementasikan pemeliharaan prediktif dengan menggabungkan teknologi IoT dan AI. Sensor yang terpasang di mesin kapal mengumpulkan data kondisi secara real-time, yang kemudian dianalisis untuk mendeteksi potensi kerusakan sejak dini.
"Jika viskositas oli turun atau terdeteksi kontaminan, maka teknisi maupun kantor pusat akan langsung diberi tahu. Ini menghindari kerusakan besar yang tidak terduga," kata dia.
Inovasi lainnya adalah penggunaan kamera AI pada derek kapal, yang dirancang untuk memantau kewaspadaan operator. Dengan teknologi ini, perusahaan dapat mendeteksi tanda-tanda kelelahan atau kantuk pada operator derek yang berisiko tinggi menimbulkan kecelakaan.
"Jika operator mengantuk, alarm akan berbunyi dan pemberitahuan dikirim ke pihak terkait. Ini adalah langkah preventif penting untuk menjaga keselamatan," ujar Arief.
Arief menekankan bahwa pencapaian ini merupakan lompatan besar bagi perusahaan logistik maritim yang kebanyakan masih sangat manual dan konvensional.
"Bagi perusahaan yang disebut kuli panggul, kami bangga bisa menunjukkan bahwa teknologi AI dapat memberikan dampak nyata dalam dunia kerja yang selama ini dianggap lambat beradaptasi," kata dia.
(NIA DEVIYANA)