IDXChannel - Berdasarkan data transaksi 4-7 Oktober 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp8,69 triliun.
Angka tersebut terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp1,27 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp9,96 triliun.
"Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp5,78 triliun," kata Kepala Grup Departemen Komunikasi Bank Indonesia Muhamad Nur, Jumat (8/10/2021). Sementara, premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 83,92 bps per 7 Oktober 2021 dari 79,81 bps per 1 Oktober 2021.
Adapun pada akhir hari Kamis (7/10/2021) rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.215 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,33%.
Sementara pada pagi hari Jumat, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.200 per dolar AS dimanaYield SBN 10 tahun turun ke level 6,32%.
Nur melanjutkan, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Oktober 2021, perkembangan harga pada Oktober 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,05% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,59% (yoy).
"Penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,05% (mtm), minyak goreng, rokok kretek filter dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm)," sebut dia.
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain tomat dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,02% (mtm), daging ayam ras, bayam, kangkung, sawi hijau dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
(SANDY)