Namun, tren penjualan online yang seketika merebak di masyarakat praktis mengubah segalanya. Bisnis pakaian, seperti yang digeluti Wahyu, adalah salah satu ceruk pasar yang terdisrupsi paling dalam dengan adanya tren baru tersebut.
"Wah ancur-ancuran betul. Apalagi bisnis fashion kan salah satu yang paling terdampak saat itu. Penjualan drop sampai 80-90 persen. Toko pun akhirnya terpaksa harus tutup," kenang Wahyu.
Kawan Lama
Dalam kondisi demikian, Wahyu pun bertemu dengan seorang kawan lama, yaitu Faka Harika, yang saat itu telah menjabat sebagai Kepala Desa Benteng sejak 2014.
Sebagai kawan yang telah lama bersahabat dan berkegiatan bersama di berbagai organisasi kepemudaan, Wahyu dan Faka merasa sepemikiran tentang ide menggerakkan perekonomian masyarakat lewat sebuah konsep desa wisata.
"Kebetulan Pak Kades ini mantan pelaut yang 15 tahun lebih berkeliling mancanegara, sehingga paham betul soal tourism. Jadi, sejak 2015, beliau sudah mendirikan desa wisata di daerah Benteng," tutur Wahyu.