"Saat itu kami sepakat mengangkat tema Desa Wisata Benteng ini yaitu edu-ecotourism. Jadi dengan kekuatan daerah di bidang pertanian, kita coba menata konsep untuk bisa menjadi sarana pariwisata sekaligus pendidikan masyarakat," urai Wahyu.
Tak hanya memberikan pendampingan dan dana hibah saja, pihak BRI juga aktif mengajak seluruh UMKM dan kelompok tani di bawah naungan Desa Wisata Bentenguntuk mengikuti berbagai kegiatan pemasaran, seperti Pameran UMKM, bazar, Pasar Rakyat dan beragam kegiatan lain yang digelar oleh BRI.
Hal ini memberi manfaat dua arah bagi Desa Wisata Benteng. Di satu pihak, omzet penjualan para pelaku UMKM dan kelompok tani di bawah naungan Desa Wisata Benteng tentu semakin terangkat. Di lain pihak, kesempatan tersebut juga menjadi ajang promosi gratis bagi Desa Wisata Benteng, sehingga secara perlahan kunjungan wisatawan yang berkunjung juga semakin banyak.
"Alhamdulilah, sekarang rata-rata ada sekitar tiga hingga lima rombongan yang berkunjung per bulan. Makin banyak ketika memasuki musim liburan. Kita sampai atur jadwal biar masing-masing rombongan tidak bentrok di lapangan, biar kunjungannya tetap nyaman," urai Wahyu.
Dari setiap rombongan tersebut, rata-rata diikuti oleh 10 hingga 15 wisatawan. Namun, bila rombongan tersebut dari perusahaan atau sekolah, biasanya jumlah wisatawan yang berpartisipasi bisa makin banyak, hingga mencapai puluhan, bahkan ratusan.