Desa Wisata tersebut, menurut Wahyu, menjadi salah satu dari unit bisnis dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Benteng. Selain unit Desa Wisata, BUMDes Benteng juga membawahi beberapa unit bisnis lain, seperti toko perniagaan, dan beberapa lagi unit lainnya.
Sementara, Desa Wisata sendiri membawahi sejumlah kegiatan masyarakat yang ada di daerah Benteng, seperti sanggar kesenian tradisi, kesenian Islami, pencak silat, beberapa kelompok tani dan berbagai jenis Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Namun, dengan sejumlah keterbatasan yang ada, pengembangan Desa Wisata Benteng dalam tahun-tahun awal didirikan, relatif masih 'jalan di tempat'.
"Lalu pada 2018 itu, kebetulan Ketua BUMDesnya saat itu meninggal, jadi saya diberi amanat untuk menggantikan. Sekaligus juga menjadi operator komputer Kantor Desa. Jadi akhirnya, seluruh sisa bisnis saya jual. Urusan dengan bank, saya bereskan. Maka sejak itu, dari pengusaha, saya hijrah total jadi pegiat desa," ungkap Wahyu.
Dengan telah mengenal Pak Kades sejak lama, Wahyu merasa upaya pengembangan desa wisata jadi berjalan lebih baik.