Sedangkan dikatakan Herry TZ, setiap tahunnya Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) paling tidak hanya mampu disalurkan kepada 220.000 unit perumahan. Hal ini saja masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertambahan populasi setiap tahunnya yang tembus 740 ribu orang.
"Lalu bagaimana tahun 2045? Mau tidak mau jumlahnya harus kita tingkatkan, hitungan saya itu 1,5 juta (unit rumah) setiap tahun, kalo 1,5 juta berapa (Anggaran) yang harus kita sediakan," kata Herry.
Pemerintah pun terus mendorong kepada swasta maupun BUMN untuk mempercepat mengatasi backlog. Baik dari sisi penguatan suplai maupun kemudahan akses pembiayaan perumahan kepada masyarakat.
"Terhadap backlog ini harus dilakukan segala cara, dalam arti gimana kita scale up programnya, gimana skema nanti bisa memberikan leverage yang lebih besar, masih terus digodok, terutama bagian dari ekosistem pembiayaan perumahan," jelasnya.
(FRI)