Diungkapkan, salah satu upaya KKP yakni melalui kerja sama dengan Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI). Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara milik KKP selama setahun terakhir telah melakukan kolaborasi pendampingan teknis terkait teknologi pembenihan rajungan dengan APRI.
Selama periode tersebut, APRI bersama BBPBAP Jepara berhasil melewati tahap kritis dalam pembenihan, yakni dari fase zoea menjadi megalopa dengan penanganan maksimal dari sisi kualitas air, pakan, dan nutrisi. Setelah menjadi crablet, rajungan memasuki tahap grading untuk memastikan tingkat keberhasilan benihnya.
Kolaborasi ini menghasilkan sekitar 250 ribu ekor crablet yang telah di restocking di perairan Situbondo. “Budi daya rajungan dengan pengembangan teknologi pembenihannya menjadi peluang menjanjikan untuk keberlanjutan menuju ekonomi biru,” kata Board of Director (BOD) APRI Wita Setioko.
“Target dari kolaborasi ini adalah agar unit hatchery milik APRI dapat menghasilkan crablet rajungan secara rutin dan berkelanjutan,” ujar Kepala BBPBAP Supito.
BBPBAP Jepara telah berhasil melakukan pembenihan rajungan hingga menghasilkan crablet mulai tahun 2004. Sejak 2016, BBPBAP telah memproduksi sekitar 3,5 juta ekor crablet yang didistribusikan kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di Jepara, Demak, Pati, Lamongan, Pangandaran, Cilacap, Brebes, Pekalongan, dan Semarang.
(Dhera Arizona)