sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Surplus Nonmigas Agustus 2025 Capai USD7,15 Miliar, Tertinggi Sejak November 2022

Economics editor Nia Deviyana
03/10/2025 18:41 WIB
Sementara itu, neraca perdagangan khusus nonmigas untuk periode Agustus 2025 mencatatkan surplus USD7,15 miliar.
Surplus Nonmigas Agustus 2025 Capai USD7,15 Miliar, Tertinggi Sejak November 2022. Foto: iNews Media Group.
Surplus Nonmigas Agustus 2025 Capai USD7,15 Miliar, Tertinggi Sejak November 2022. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan, neraca perdagangan Indonesia periode Agustus 2025 mencatatkan surplus sebesar USD5,49 miliar, meningkat signifikan dibandingkan Juli 2025 yang sebesar USD4,17 miliar. 

Sementara itu, neraca perdagangan khusus nonmigas untuk periode Agustus 2025 mencatatkan surplus USD7,15 miliar. Nilai surplus nonmigas tersebut merupakan yang tertinggi sejak November 2022 yang sebesar USD6,80 miliar.

“Indonesia kembali mencatatkan surplus perdagangan pada Agustus 2025 sebesar USD 5,49 miliar, meningkat signifikan dari USD 4,17 miliar pada Juli 2025. Capaian ini menandai keberlanjutan tren surplus selama 64 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Bahkan, neraca perdagangan nonmigas Agustus 2025 mencapai USD7,15 miliar atau tertinggi sejak November 2022,” ujar Mendag melalui keterangan tertulis, Jumat (3/10/2025).

Di sisi lain, surplus kumulatif Januari-Agustus 2025 yang sebesar USD41,21 miliar juga didorong oleh meningkatnya surplus nonmigas. Pada Januari-Agustus 2024, surplus tercatat senilai USD32,69 miliar. 

Surplus nonmigas pada Januari-Agustus 2025 sebagian besar disumbang oleh perdagangan dengan beberapa negara mitra utama. Surplus tertinggi dicatatkan dengan Amerika Serikat (AS) sebesar USD14,09 miliar, disusul India USD9,47 miliar dan Filipina USD5,81 miliar.

Kinerja Ekspor pada Januari–Agustus 2025 Meningkat

Ekspor Indonesia pada Agustus 2025 mencapai USD24,96 miliar atau naik 0,87 persen dibanding Juli 2025 (MoM) dan tumbuh 5,78 persen dibanding Agustus 2024 (YoY). Peningkatan ini didorong kenaikan ekspor nonmigas sebesar 6,68 persen meskipun ekspor migas turun 10,88 persen (YoY). 

Ekspor Agustus 2025 terdiri atas ekspor migas sebesar USD1,07 miliar dan nonmigas USD23,89 miliar.

“Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada Agustus 2025, yakni bijih logam, terak dan abu (HS 26) yang naik 128,61 persen; barang dari besi dan baja (HS 73) naik 52,85 persen; serta bahan kimia anorganik (HS 28) naik 47,52 persen,” kata Mendag.

Sementara itu, secara kumulatif, total ekspor Indonesia pada Januari—Agustus 2025 adalah USD185,13 miliar atau tumbuh 7,72 persen dibanding Januari-Agustus 2024 (CtC). 

Peningkatan ekspor ini turut ditopang pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 9,15 persen menjadi USD176,09 miliar (CtC). Dari sisi ekspor nonmigas, sektor industri pengolahan mendominasi dengan kontribusi 79,92 persen, disusul pertambangan dan lainnya 12,73 persen dan pertanian 2,47 persen. 

Bila dibandingkan dengan Januari—Agustus 2024, sektor pertanian Januari—Agustus 2025 naik tertinggi sebesar 38,25 persen. Ekspor industri pengolahan juga naik sebesar 16,60 persen, namun sektor pertambangan dan lainnya turun 24,31 persen (CtC).

“Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada periode Januari—Agustus 2025 adalah kakao dan olahannya (HS 18) yang melonjak hingga 86,52 persen; aluminium dan barang daripadanya (HS 76) naik 68,86 persen; serta kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) naik 58,66 persen,” kata Mendag.

Jika dilihat dari negara tujuannya, China, AS, dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas dengan nilai total USD73,63 miliar, atau 41,82 persen dari total ekspor nonmigas nasional Januari-Agustus 2025. 

Sedangkan negara tujuan ekspor dengan lonjakan tertinggi secara kumulatif, antara lain, Swiss sebesar 181,73 persen, Bangladesh sebesar 38,70 persen, Brasil sebesar 38,58 persen, Thailand sebesar 35,03 persen, dan Mesir sebesar 33,70 persen.

Berdasarkan kawasannya, ekspor ke Afrika Barat mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 74,31 persen, diikuti Asia Tengah sebesar 66,19 persen dan Afrika Timur sebesar 47,56 persen.

Kinerja Impor Barang Modal Secara Kumulatif Masih Meningkat

Pada Agustus 2025, kinerja impor Indonesia tercatat sebesar USD19,47 miliar. Nilai ini turun 5,35 persen dibanding Juli 2025 (MoM) dan turun 6,56 persen dibanding Agustus 2024 (YoY). Nilai impor Agustus 2025 terdiri atas sektor migas sebesar USD2,73 miliar dan nonmigas sebesar USD16,74 miliar.

Secara kumulatif, impor Indonesia pada Januari-Agustus 2025 mencapai USD 155,99 miliar atau tumbuh 2,05 persen (CtC). Peningkatan ini didorong impor nonmigas yang naik 4,85 persen menjadi USD 134,88 miliar dibanding Januari-Agustus 2024 yang sebesar USD128,64 miliar.

Struktur impor Januari-Agustus 2025 masih didominasi bahan baku atau penolong dengan pangsa sebesar 70,89 persen, diikuti barang modal sebesar 20,08 persen dan barang konsumsi sebesar 9,03 persen. Dibanding Januari—Agustus 2024, impor barang modal naik 17,94 persen sementara impor bahan baku atau penolong turun 1,09 persen dan barang konsumsi turun 2,85 persen (CtC).

“Kenaikan impor barang modal yang mencapai 17,94 persen turut disebabkan naiknya impor central processing unit (CPU); mesin untuk memilah, menyaring, memisahkan, dan mencuci; peralatan navigasi kapal; alat penerima portabel; dan alat berat. Meski impor bahan baku dan barang konsumsi turun, dominasi bahan baku dalam struktur impor tetap mencerminkan orientasi produktif ekonomi kita,” ujar Mendag.

Produk bahan baku atau penolong dengan penurunan terdalam pada Januari—Agustus 2025, yaitu gula tebu; batu bara bitumen; kacang kedelai; bungkil untuk pakan ternak; dan polypropylene. Di sisi lain, impor barang konsumsi turun terutama untuk pendingin ruangan, bawang putih, mobil listrik, buah pir, dan buah apel.

Sementara itu, secara umum, komoditas impor nonmigas dengan peningkatan tertinggi, antara lain, kakao dan olahannya (HS 18) sebesar 108,89 persen; kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89) sebesar 77,43 persen; serta garam, belerang, batu, dan semen (HS 25) sebesar 72,15 persen (CtC).

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia pada Januari—Agustus 2025 didominasi China, Jepang, dan AS dengan kontribusi gabungan mencapai 52,78 persen terhadap total impor nonmigas. Sementara itu, negara asal impor dengan kenaikan tertinggi dibanding Januari-Agustus 2024 adalah Ekuador sebesar 102,75 persen; Uni Emirat Arab sebesar 62,74 persen; dan Arab Saudi sebesar 28,03 persen.


(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement