“Sektor tembakau merupakan salah satu penerima manfaat terbesar dari penguatan daya beli masyarakat,” lanjut riset yang ditulis oleh Jason Chandra, dan rekan analisnya, Elizabeth Noviana.
Secara historis, tekanan kenaikan cukai telah menggerus margin kotor sektor ini dalam beberapa tahun terakhir, yang merosot dari 23 persen pada 2019 menjadi hanya 12 persen pada 2022.
Dalam pandangan CGS, hal ini terjadi akibat kenaikan cukai rata-rata sebesar 14 persen per tahun, alias lebih tinggi daripada kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 10 persen.
Pilah-Pilih Saham Rokok
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, CGS International Sekuritas merevisi rating sektor tembakau dari Underweight menjadi Neutral.
“Kami memperkirakan pertumbuhan laba bersih sektor ini mencapai 10 persen pada 2025, dengan proyeksi CAGR laba bersih sebesar 9 persen selama 2024-2026,” jelasnya.