Inflasi yang meninggi membuat pasar khawatir akan adanya potensi resesi untuk ekonomi AS.
Ini beralih ke sentimen kedua, soal rapat bulanan The Fed untuk membahas, salah satunya, kenaikan suku bunga pada Kamis minggu ini (16/6) pukul 01.00 WIB. Melansir Tradingeconomics, ekonom memproyeksikan Jerome Powell cs akan menaikan suku bunga menjadi 1,50% dari sebelumnya 1,00%.
Langkah agresif The Fed tersebut untuk menekan akan inflasi yang kadung meninggi. Suku bunga yang tinggi bisa menjadi penekan profitabilitas untuk perusahaan dan pada gilirannya turut menurunkan ekspektasi terhadap harga suatu saham.
Masih memanasnya inflasi AS turut membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS alias US Treasury ikut naik. Menurut data CNBC International, yield treasury tenor 10 tahun merangkak ke 3,197%, level tertinggi setidaknya sejak 2018 silam.
Imbal hasil yang tinggi bisa membuat investor masuk ke pasar obligasi AS dan apabila tingginya yield terus bertahan lama, itu bisa membuat investor asing keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia.